Selalu hadir masa-masa dalam kehidupan, dimana kita tidak mampu mengerahkan semangat hidup, masa-masa yang sulit sekali untuk dimengerti। Pikiran menolak, hati mengingkari namun kenyataan tetap terjadi। Tatkala kenyataan tak sejalan dengan apa yang kita pikirkan serta tak sesuai dengan keinginan hati,
Kecewa...
Terpukul...
Tersiksa....
Seolah-seolah tatapan kita tentang esok semakin buram, tak berarah। Perasaan-perasaan tersebut datang silih berganti dan semakin memperparah keadaan diri। Mungkin disebabkan karena terlalu, kita terlalu menaruh kepercayaan lebih, dan kita berikan ruang yang teramat istimewa hanya untuk sebuah harapan yang masih pekat bersahabat dengan ketidakpastian.
Memang dalam hidup seringkali yang terjadi adalah kenyataan-kenyataan yang sebelumnya belum pernah kita fikirkan, terjadi di luar dugaan। Kita selalu merencanakan sebaik, seideal, seistimewa mungkin tentang aktivitas sehari-hari menuju kehidupan yang lebih baik, namun kenyataan tak seindah apa yang kita pikirkan, tak seindah yang kita gambar dalam bayangan serta imajinasi.
Sekali saja kita gagal, beribu kali berjanji dalam hati jangan sampai jatuh pada lubang yang sama.
Sekali saja kita kecewa, beribu kali kita berjanji dalam hati jangan sampai kenyataan bodoh ini terulangi.
Tuhan; jangan jauhkan aku dari kegagalan demi kegagalan tatkala aku berjuang,
Jangan jauhkan aku dari kekecewaan demi kekecewaan tatkala aku belajar mengeja ketulusan,
Jangan jauhkan aku dari keputusasaan demi keputusasaan tatkala aku semangat dalam mewujudkan harapan.
Tuhan...
Beri aku tempat serta kehidupan disana dan kesengsaraan adalah kenikmatan serta kepuasan tak terhingga
Dan kelelahan adalah pengabdian tak terbatas.
Tatkala aku gagal, nyatalah perjuanganku
Tatkala aku kecewa, terlihatlah dimana letak ketulusanku
Tatkala aku putus asa, betapa aku baru mampu melihat seberapa jauh semangatku dalam mewujudkan harapan.
Tatkala aku terjatuh dalam keputusasaan,
Rienj
Kamu harus semangat, seringnya kamu terjatuh dari target-target yang telah kamu rencanakan bukan alasan untuk diam, bukan alasan untuk patah semangat, bukan berarti kamu kehilangan kesempatan.
Semangat rienj!
Betapapun detik yang kamu lewati selalu meninggalkan kesan yang orang lain belum tentu punya.
Terjatuh dari target-target kehidupan, bukan akhir dari segala-galanya, bukan akhir dari harapan hidup। Lihat dan tatap masa depan dengan segenap-genap semangat dan harapan.
Dengan terjatuh berarti kamu harus memaknai, dan nilailah dari sisi positifnya karena waktumu akan terbuang sia tatkala kamu tidak bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian dalam kehidupanmu, kejadian yang mungkin menurut harapan hidupmu bukan yang terbaik namun bagi-Nya terbaik, bagi-Nya perlu untuk mendidik kehidupanmu dengan pemaknaan yang berbeda। Oleh karena itu, jangan kamu sia-siakan sedikitpun dari kenyataan hidupmu, meski menyakitkan namun kamu harus yakin, bahwa Allah selalu mempunyai cara tersendiri dalam menyayangi-Mu.
Jalani, maknai dan berbagilah pada siapa yang membutuhkan karena belum tentu orang lain bisa berjuang seperti perjuanganmu, bukan dari hasilnya tapi bagaimana kamu menyikapi setiap masalah yang menjatuhkan semangatmu.
Maka pesenku rienj,
Cintailah apa yang kamu miliki yaitu alur kehidupanmu.
Sekarang kamu tidak boleh berlebihan memandang dunia lain lebih indah dari sekedar yang kamu miliki, memandang orang lain berlebihan sama halnya kita memandang belantara dari angkasa dan kita tak pernah tahu apa yang ada di dalamnya। Nampak indah dan sempurna dari pandangan, tiada pernah mengerti kebuasan di dalamnya। Tapi kamu tetap butuh untuk penyeimbang kehidupanmu seperti Tuhan menciptakan Bani Israil sebagai penyeimbang kekuatan dunia. Semuanya bukan berarti tanpa tujuan dan sia-sia, karena Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu antara langit dan bumi dengan kesia-kesiaan belaka.
Rienj,
Belajar dan belajarlah lebih banyak lagi dari kegagalanmu dalam mewujudkan mimpi-mimpimu, karena lewat itulah Tuhan menyapamu, menjatuhkanmu, serta membimbingmu.
Bukankah bangkit dari kegagalan
Belajar dari kekecewaan
Serta bangun dari keputusasaan
Adalah perjuangan yang melelahkan?
Namun rienj; jangan pernah berhenti pada satu titik kegagalan, kekecewaan dan keputusasaan yang kamu sendiri tidak mengerti makna dari titik-titik tersebut
Ingat rienj; kata Letto;
”Ku teruskan perjalanan panjang yang begitu melelahkan
Dan ku yakin Kau tak ingin aku berhenti”
Berarti kamu tidak sendiri merasakan kelelahan dalam masa pencarian yang tak kunjung bermuara.
Rienj
Bersyukur pada-Nya, karena selalu menjatuhkanmu pada saat yang tepat dengan segala rencana dan tujuan. Tidakkah Allah menyandingkan perjuanganmu dengan kegagalan, ketulusanmu dengan kekecewaan, semangatmu dengan keputusasaan, kecuali di sana Allah menyertakan dan akan menyambutmu dengan berbagai hikmah yang terbaik buat perjuanganmu, ketulusanmu dan semangatmu.
Rienj
Jangan lagi terperanjat dalam kegagalan
Jangan lagi kecewa dan juga putus asa
Karena rencana Tuhan selalu indah, namun tetap butuh waktu untuk memahami skenario-Nya yang seringkali berseberangan dengan rencana telanjang logika kita.
Perjalanan hidup ini masih panjang, dan kamu tidak pernah tahu kapan detikmu berakhir. Berdirilah! Bangun semangatmu, jangan kamu berhenti pada titik yang kamu sendiri tidak tahu maknanya.
Rienj,
Bahwa hari ini bukan akhir dari segala-galanya
Meski melelahkan tanpa harapan
Karena tidak ada yang pernah tahu
Apa yang akan terjadi di hari esokmu
Miliki hari ini sehingga rencana untuk masa yang akan datang benar adanya terbaik menurut keinginanmu dan kehendak-Nya.
Yaqinlah!
Bahwa bersama lelahmu, jenuhmu
Tuhan selalu membimbingmu;
T u h a n,
Telah Engkau janjikan kebahagiaan
Bersamaan penderitaan
Telah Engkau janjikan kemudahan
Bersamaan kesulitan
Telah Engkau janjikan kesegaran
Bersamaan kepenatan
Telah Engkau janjikan keyakinan
Bersamaan keraguan
Telah Engkau janjikan semangat
Bersamaan keputusasaan
Bagi yang menempuh perjalanan panjang
Suatu saat nanti akan menempati muaranya
Tuhan!
Betapa segala nuansa menempati masanya
Segalanya datang silih berganti
Memperebutkan tempat teristimewa dalam kehidupan ini.
Ciputat, 20 Februari 2009
Kembali Menyapa Kejenuhan



0 komentar:
Posting Komentar