Hari itu,
Saat kau menitipkan sebuah makna
Tentang kekerutan hatimu.
Yang sampai detik ini tiada berhenti
Aku menyadurnya sehingga menjadi bait puisi.
Suatu ungkapan yang harus aku tebus dengan konflik batin yang tak kunjung reda
Dan kubiarkan semakin menyerang dengan harapan yang mendalam।
Iya...!
Betapa aku tetap ingin menghayati
Dan merasakan indah perjalanan hidupmu
Walau dalam kekosongan tatapan matamu.
Sadarkah kau, sayang!
Sejak kau titipkan harapan padaku
Sejak saat iti pula, aku tidak pernah asing dari penghayatan ini.
Dan setiap kali aku ingin menuturkan kembali
Tentang ingatan yang pernah kau semayamkan dalam mimpiku
Aku kunjungi tempat dan suasana
Yang telah memberi kesempatan pada kita untuk bercerita.
Selalu aku dengarkan mimpi-mimpimu
Sampai pada akhirnya aku puisikan kekerutan hatimu,
”Benarkah kerinduanmu
Sebagaimana aku saksikan
Dalam tatapan kosong pandanganmu?”
Kayuhlah rindumu, sayang!
Kemudian layarkan hatimu.
Kayuhlah rindumu, sayang!
Jemput aku.
Kemudian hapuslah kekosongan tatapan matamu.
Beri jawaban atas kekerutan hatimu, sayang!
Inspirational Talk’
Ciputat, २३ Desember '08



0 komentar:
Posting Komentar