Kayuhlah Rindumu, Sayang!

24/12/08 |

Hari itu,

Saat kau menitipkan sebuah makna

Tentang kekerutan hatimu.

Yang sampai detik ini tiada berhenti

Aku menyadurnya sehingga menjadi bait puisi.

Suatu ungkapan yang harus aku tebus dengan konflik batin yang tak kunjung reda

Dan kubiarkan semakin menyerang dengan harapan yang mendalam।



Iya...!

Betapa aku tetap ingin menghayati

Dan merasakan indah perjalanan hidupmu

Walau dalam kekosongan tatapan matamu.

Sadarkah kau, sayang!

Sejak kau titipkan harapan padaku

Sejak saat iti pula, aku tidak pernah asing dari penghayatan ini.

Dan setiap kali aku ingin menuturkan kembali

Tentang ingatan yang pernah kau semayamkan dalam mimpiku

Aku kunjungi tempat dan suasana

Yang telah memberi kesempatan pada kita untuk bercerita.

Selalu aku dengarkan mimpi-mimpimu

Sampai pada akhirnya aku puisikan kekerutan hatimu,

”Benarkah kerinduanmu

Sebagaimana aku saksikan

Dalam tatapan kosong pandanganmu?”


Kayuhlah rindumu, sayang!

Kemudian layarkan hatimu.

Kayuhlah rindumu, sayang!

Jemput aku.

Kemudian hapuslah kekosongan tatapan matamu.

Beri jawaban atas kekerutan hatimu, sayang!

Inspirational Talk’

Ciputat, २३ Desember '08

0 komentar: