Bolehkah aku menimangmu di
Sebab hingga kini,
Betapa perasaanku belum juga melumpuhkan kesempurnaan pemikiranmu.
Entahlah,
Anggap saja kemarahan dan kebencianmu, bagiku adalah penghayatan
Yang membuatku tetap setia menantimu pada jalan yang biasa kau lewati
Menuju tempat-tempat,
Dimana seringkali kau terperangkap dengan ide-ide cemerlangmu.
Kau,
Tidakkah kau ingin merasakan dunia lain
Selain kesempurnaan pemikiranmu?
Berapa lama lagi aku harus mengunjungi cara berfikirmu yang agung
dan tradisionalis?
Belum cukupkah aku saksikan sekian lama perjalanan pemikiranmu?
Hingga aku tak lelah jua dengan sikap-sikapmu.
Karena semua tentangmu bagiku sama,
Maka tak lelahlah aku menimangmu walau dalam mimpi.
Yang lamat-lamat merayap menjadi nyata,
Setelah kau berani berkata padaku
”Sungguh seperti inilah aku,
Aku lelaki yang tak pandai merayu,
Maka timanglah naluriku,
Ini aku yang sempurna dalam pemikiranku”
Ciputat, 09 Juni 2009
2 komentar:
Pertamaxxx....
Duh, ketemu juga sama Rien di sini, biasanya, ngelihat nampang di efbe aja ama di milis :)
Posting Komentar