I.
Tuhan!
Jangan sesekali Engkau beri kesempatan.
Kesempatan bagiku untuk memilih
Kecuali di sana aku berharap
Kecuali harapan itu aku serahkan pada-Mu.
Tuhan!
Aku cukup lemah
Logikaku tidak mampu
Memilihkan yang terbaik
Aku lemah Tuhan.
Untuk memilih yang terbaik buat hidup.
Jangan biarkan aku memilihnya
Jangan sesekali Engkau beri kesempatan bagiku
Untuk menentukan bahwa dia adalah yang terbaik.
Tapi jika memang dia pilihan
Yang terbaik dan anugerah dari-Mu
Kemana lagi cinta ini berlabuh
Kecuali pada pengabdiannya.
Yaitu atas pilihan terbaik dari-Mu।
II.
Boleh saja hati ini berbolak-balik
Dengan mudahnya berganti rasa
Bagai cuaca dengan masanya.
Tapi aku mohon, Tuhan!
Jika memang dia adalah yang terbaik yang Engkau pilihkan buatku
Jangan ragukan sedikitpun.
Jangan cemaskan,
Karena hanya Engkau yang mampu mengukuhkan cinta kita.
Hanya Engkau, Tuhan!
Tak ada yang menyusutkan cintaku
Kecuali semangat itu telah Engkau sirnakan
Dan aku mati bersamanya.
Hanya semangat yang Engkau patahkan
Yang membuat aku berhenti mencintainya।
III.
Aku hanyalah wanita yang sangat lemah sekali
Seorang wanita bersama cinta yang dimiliki
Tapi tidak bisa melakukan banyak hal yang diinginkan oleh orang yang dicintai.
Aku akui, kalau aku lemah sekali sebagai seorang wanita
Aku tidak bisa mengungkapkan bahasa kecemburuan
Hanya tangisan yang menyaksikan, saat rindu menyapa
Hanya malam-malam yang sunyi yang mengantarkan doaku pada-Nya
Pada-Nya hanya do’a dan ketulusan cinta yang aku titipkan.
Karenanya aku benar-benar wanita yang lemah karena tidak bisa melakukan banyak hal untuk orang yang dicintai।
Rien Zumaroh,
Real Inspiration di masa transisi,



1 komentar:
Politisi berkata "Hidup adalah perjuangan."
Saya berkata, "Hidup memang pilihan."
Jadi pilihlah jalan yang benar.
Yang mana? Tanya sama Tuhan. He..he..
Salam kenal.
Posting Komentar