Perempuan jawa,
Ketika aku saksikan aliran darahmu mengalir deras di bumi betawi,
Betapa puisimu terdengar menyedihkan
Tentang luka yang perih
Melanjutkan perjuangan dalam perantauan.
Tiada pernah mengenal lelah dan kata menyerah.
Dalam sadar dan tiada menyadari,
Kapal kita telah merapat dalam barisan anak rantau.
Hapuslah penyesalanmu,
Karena perjuangan telah dimulai,
Maka Arungilah.
Perempuan jawa,
Ketika kau ingin melepas keperihan
Betapa dalam riangmu
Beribu kerinduan tertimbun
Rasa kehilangan tertahan penuh pengharapan
Mengukir satu waktu dan kita menyatu dalam pertemuan.
Dan aroma pegunungan semakin menyejukkan.
Perempuan jawa,
Ketika kau ingin melepas keperihan
Betapa dalam riangmu
Beribu kerinduan tertimbun
Namun tak kuasalah jua mengadakan pertemuan
Entah sebab apa?
Selalu tak kuasa
Dan memilih suasana yang perih
Suasana yang menampung sejuta kenangan
Maka tumpahlah air mata
Mengenang kampung halaman.
Rien Zumaroh,
Ciputat, 17 April 2009
1 komentar:
Wah... mas nya puitis bgt ya! pasti udah banyak cewek2 yang klepek2 nih.. :D
Posting Komentar