Pengejaan

08/11/08 |

Dalam perjalanan tak pasti
Tetap menuju
Melangkah dengan air mata dan kegundahan
Sebab jiwa yang terluka
‘Perpisahan ini’
Aku berkata:
“Tiada Yang Abadi
Tiada Yang Sejati
Jiwa Ingin Mengenali
Jiwa Terus Menangisi”

Jiwa terus mengeja
Dengan air mata dan kecewa
Jiwa kecil tertumbuk derita
Dan jiwa kembali berkata
"Seperti Inikah Saat Jiwa Ingin Mengenali Keabadian?"
Seperti dalam ketidakpastian
Seperti keraguan menyerang

Kembali, aku berdiri
Walau rapuh memasang kaki
Jiwa berlari-lari
Di atas keabadian
Di atas ketikpastian
Dan aku terus mengeja

Terkuncup
Resah gelisah
Atas nama keabadian jiwa
Terukir arca ribuan tahun

Oh…! Pengagum seni jiwa
Itulah perumpamaanmu
Bagai arca ribuan tahun
Diam membisu tanpa sepercik kata
Karena luka
Penuh inspirasi bermandi senyum
Tajam menyaksikan keelokan dunia.

Oh…! Pengagum seni jiwa
Itulah nyanyianmu
Asing bermedali kala diraja luka.

Oh…! Pengagum seni jiwa
Berhentilah menyetubuhi luka
Dan kenalilah keabadian sesungguhnya
Merajut hari menuju yang nyata dan selamanya
Itulah milikmu dan pasti.


=Dan Akhirnya Kukenali Keabadian adalah Perubahan Itu Sendiri=

0 komentar: